welcome to my mind

jangan pernah,,,
salahkan aku,,,
penglihatanku,,,
pemikiranku,,,
dan gerakanku...

karena ini,,,
media kritikku!!!

Rabu, 25 Februari 2009

I, me, my, mine...

Senior,,,
Sebagian dari mereka,,, hanya sedikit,,,bisa dibilang,10 dari 100 yang telah benar-benar meninggalkan feodalisme,,, pemikiran kuno,,,sangat kuno...malah!!!
bahkan bisa kukatakan bahwa saat ini, satu-satunya hal yang paling menghambat perkembanganku,,,atau apalah bahasa yang lebih tepatnya,,,terserah pada siapa saja yang membacanya,,,adalah kefeodalismean para senior...
bayangkan saja,,,mereka seolah tak pernah mau,,,atau tersaingilah,,,oleh junior mereka...
apa salahnya???
jika mereka memang tak mau tersaingi,,,mengapa mereka tak juga coba untuk menjadi yang lebih???,,,untuk 90 orang yang termasuk itu,,,maksudku.
sangat sempi dan picik pemikiran mereka yang masih selalu menyangkut pautkan,,,apalagi memanfaatkan kedudukan mereka sebagai orang yang lebih tua,,,hanya untuk suatu kekuasaan yang tak jelas arahnya,,,untuk sesuatu maksud picik yang sempit,,,atau bahkan untuk suatu maksud dengan tendensi pribadi....kasihan sekali mereka itu!!!!
tak tau apa mereka kondisi hidup saat ini,,,atau tak bangun,,,atau tak membuka mata,,,atau sama sekali memang tak mau tau,,,karena tak mau terlepas oleh kebudayaan kuno yang,,,bahkan diapun tahu bahwa dia tak ingin seperti itu,,,yang masih terus dipertahankan...bodoh!!!
lewat dan melihat salah satu juniornya sedang memimpin rapat,,,malah menghina dan mengejek dari luar ruangan,,,kasihan sekali dia!!!! tak mengerti arti pergerakan,,,tak paham mengenai perubahan,,,sesungguhnya dia hanyalah orang yang stagnan,,,sekali lagi,,,kasihan sekali dia itu...


3 komentar:

Anonim mengatakan...

Tolong jangan salahkan kami
Ketika jejak-jejak masa lalu
Masih tersisa didalam jiwa kami
Seperti kerak hitam wajan ibu

Kami bukan tidak mau lepaskan
Tetapi jejak kerak hitam itu
Seperti dibekaskan dengan
Panasnya penanda pandai besi

Merobek dan melukai setiap
Inchi rasa, hati dan fikiran kami
Menjalar hingga setiap langkah dan
Detik hidup kami ini

Jikalau adinda tidak rela dengan jejak-jejak kerak hitam ini,
Maka syukur Tuhan kami idak menggoreskannya kepada adinda
hingga sadar akan kelamnya hal itu,

Jikalau adinda sadar akan kelamnya
Jejak-jejak itu, maka tolong bangunkanlah
Kami dengan cinta dan rasa kasihanmu...

Hingga kami tidak mati
seperti para pecinta-pecinta busuk
yang menyesali hidup seumur hidupnya...... Please

Anonim mengatakan...

Jika memang kerak hitam di wajan ibu itu terasa sakit dan pedih,,,
Aku tak yakin,,bahwa kau menyadarinya sebelum kau benar-benar terbangun oleh sebuah sajak yang tak senonoh.

Mengapa kau harus meminta,,
setelah mereka menertawakanmu???
Jika kau merasa...

Aku pun tak begitu yakin dengan kerak hitam yang benar-benar merobek setiap inchi rasa, hati dan fikiran, apalagi sampai benar-benar menjalar hingga setiap langkah dan
Detik hidupmu...
Sekali lagi. Aku tak yakin!

Lalu mengapa baru sekarang kau benar-benar atau hanya berpura-pura meminta untuk dibangunkan???

Bukan pula tekad hati untuk untuk membuatmu menyesal seumur hidup seperti para pecinta busuk.
Namun,
sekali lagi
apakah penyesalan itu benar-benar ada???

untuk terakhir kalinya. Aku tak yakin!!!

Anonim mengatakan...

Penyesalan Janganlah dipertentangkan,
Benar-benar atau berpura-pura
Semuanya pasti sadar ketika hujan
badai turun menghantam hati nurani
Menggelapkan setiap pandangan ketika itu

Siapakah orang itu yang berani keluar
Menentang badai saat itu,
Aku tak berani
Sungguh waktu itu aku tak berani,
Maka sebutlah aku pengecut

Tapi aku tak akan meminta
payung dari yang punya
Karena diapun tidak sadar
Kalau payungnya robek
dihantam kilat badai hujan itu